Latest News

Wednesday, June 17, 2009

APAKAH DOA MENGUBAH SESUATU ?


Mereka mengatakan bahwa doa mengubah sesuatu, tetapi apakah doa SUNGGUH dapat mengubah segala sesuatu ?
Ya! DOA SUNGGUH DAPAT MENGUBAH SEGALA SESUATU!

Apakah doa dapat mengubah suatu keadaan secara tiba-tiba ?
Tidak, tidak selalu, tetapi doa akan mengubah caramu memandang situasi tersebut!

Apakah doa mengubah kondisi keuanganmu dimasa depan?
Tidak, tidak selalu, tetapi doa akan mengubah kepada siapa engkau berharap untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari!

Apakah doa mengubah hati yang hancur atau tubuh yang rusak ?
Tidak, tidak selalu, tetapi doa akan mengubah sumber kekuatan dan sumber penghiburanmu!

Apakah doa mengubah apa yang kau butuhkan dan inginkan ?
Tidak, tidak selalu, tetapi doa akan mengubah kebutuhanmu menjadi sesuai dengan keinginan Tuhan!

Apakah doa mengubah caramu melihat dunia?
Tidak, tidak selalu, tetapi doa akan mengubah dengan mata siapa kau akan melihat dunia!

Apakah doa mengubah penyesalanmu di masa lalu?
Tidak, tidak selalu, tetapi doa akan mengubah harapanmu di masa depan!

Apakah doa mengubah orang-orang disekitarmu ?
Tidak, tidak selalu, tetapi doa akan mengubahmu-masalah tidak selalu terletak dalam diri orang-orang disekitarmu!

Apakah doa mengubah hidupmu dengan cara yang tidak dapat kau jelaskan?
Oh, ya, selalu! dan Doa akan benar- benar mengubah seluruh dirimu!


Apakah doa sungguh mengubah segala sesuatu ?
YA, doa sungguh mengubah segala sesuatu.

Friday, May 29, 2009

20 BERKAT


1. Mengapa saya berkata �Saya tidak bisa� jika Alkitab mengatakan bahwa saya bisa melakukan segala sesuatu di dalam Dia yang memberi kekuatan kepada saya (Fil 4:13)?

2. Mengapa saya merasa kurang jika saya tahu bahwa Allah akan memenuhi segala keperluan saya menurut kekayaan dan kemuliaanNya dalam Kristus Yesus (Fil 4:19)?

3. Mengapa saya harus merasa takut jika Alkitab berkata bahwa Tuhan tidak memberi saya roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih, ketertiban (2 Tim 1:7)?
4. Mengapa saya harus merasa kurang iman jika saya tahu bahwa Allah telah mengaruniakan kepada saya ukuran iman tertentu (Rom 12:3)?

5. Mengapa saya menjadi lemah jika Alkitab berkata bahwa Allah adalah terang dan keselamatan saya dan bahwa saya akan tetap kuat dan akan bertindak (Maz 27:1, Dan 11:32)?

6. Mengapa saya harus membiarkan iblis menang atas hidup saya jika Roh yang ada di dalam saya lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia (1 Yoh 4:4)?

7. Mengapa saya harus pasrah kalah jika Alkitab berkata bahwa Allah dalam Kristus selalu membawa kita di jalan kemenanganNya (2 Kor 2:14)?

8. Mengapa saya harus kekurangan hikmat jika Kristus sendiri telah menjadi hikmat bagi saya dan Allah akan memberi hikmat jika saya minta padaNya (1 Kor 1:30; Yak 1:5)?

9. Mengapa saya harus depresi jika saya dapat mengingat bahwa saya dapat berharap pada Allah yang kasih setiaNya tidak habis-habisNya setiap pagi (Rat 3:21-23)?

10. Mengapa saya harus kuatir, resah, dan rewel jika saya dapat menyerahkan segala kekuatiran saya pada Tuhan yang memelihara saya (1 Pet 5:7)?

11. Mengapa saya harus selalu hidup dalam beban jika saya tahu bahwa di mana ada Roh Allah, ada kemerdekaan, dan Kristus telah memerdekakan kita (2 Kor 3:17; Gal 5:1) ?

12. Mengapa saya harus merasa terhukum jika Alkitab berkata bahwa saya tidak ada lagi di bawah penghukuman sebab saya di dalam Kristus (Rom 8:1) ?

13. Mengapa saya harus merasa sendirian jika Yesus berkata Ia akan selalu menyertai saya, tidak akan membiarkan dan tak akan meninggalkan saya (Mat 28:20; Ibr 13:5)?

14. Mengapa saya harus merasa terkutuk atau merasa saya menjadi korban nasib sial jika Alkitab berkata bahwa Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum taurat sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu (Gal 3:13-14) ?

15. Mengapa saya harus merasa tidak puas dalam hidup ini jika saya,seperti Paulus, bisa belajar untuk menjadi puas dalam segala keadaan (Fil 4:11) ?

16. Mengapa saya harus merasa tidak layak jika Kristus telah dibuat menjadi dosa karena kita, supaya di dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah (2 Kor 5:21) ?

17. Mengapa saya merasa takut disiksa orang jika saya tahu bahwa jika Allah di pihak saya tidak ada yang akan melawan saya (Rom 8:31) ?

18. Mengapa saya harus bingung jika Allah adalah Raja Damai dan Ia memberi saya pengetahuan melalui RohNya yang diam di dalam kita (1 Kor 14:33;2:12)

19. Mengapa saya harus terus-menerus gagal dan jatuh jika Alkitab berkata bahwa sebagai anak Allah saya lebih daripada orang-orang yang menang dalam segala hal, oleh Dia yang telah mengasihi saya (Rom 8:37)?

20. Mengapa saya harus membiarkan tekanan hidup mengganggu saya jika saya dapat punya keberanian karena tahu Tuhan Yesus telah menang atas dunia dan penderitaan (Yoh 16:33)? � Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah ! � (Mazmur 46:11a)

Tuesday, May 12, 2009

ROTI KEHIDUPAN BAGI JIWA.

Setiap kali kita makan, kita melakukan sesuatu yang tidak akan pernah bisa dilakukan oleh para ilmuwan sekalipun: Kita memasukkan sesuatu yang sudah mati ke dalam tubuh kita dan memberi kehidupan kepada tubuh. Makanan menjadi bagian dari tubuh kita. Sering kali kesehatan kita tergantung pada apa yang kita makan. Ada kata-kata bijak lama yang berbunyi, "Anda adalah apa yang Anda makan."

Makanlah makanan bergizi, maka Anda akan menjadi sehat. Makanlah makanan tidak bergizi, maka Anda akan kekurangan gizi. Berilah makanan yang tepat kepada seorang pasien yang sakit karena kurang gizi, maka ia akan sembuh. Bila kita memiliki tugas berat, kita bisa mempersiapkan diri dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi.

Mengetahui hal ini, Yesus memutuskan untuk memasukkan kuasa-Nya ke dalam roti dan menjadikannya santapan jiwa bagi para pengikut-Nya.

Sediakanlah waktu setiap hari dengan Dia yang merupakan Kebenaran. Dia akan memberi makan jiwa Anda, memurnikan hati, dan memperkuat karakter Anda.

Monday, April 27, 2009

ANUGERAH KHUSUS.

Mazmur 32:6 - Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi Engkau dapat ditemui; sesungguhnya pada waktu banjir besar terjadi, itu tidak melandanya.


Seringkali ada kecenderungan pada orang-orang Kristen untuk tidak sungguh-sungguh mencari Tuhan. Mereka baru sungguh-sungguh mencari saat mereka menghadapi krisis. Kita melihat pola yang sama ini terjadi pada bangsa Israel di Perjanjian Lama. Ini merupakan alasan utama mengapa banyak orang seolah-olah terus-menerus berada dalam krisis, seperti dikatakan dalam
Matius 7:21-27:

7:21 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.

7:22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?

7:23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

7:24 "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.

7:25 Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.

7:26 Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir.

7:27 Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."

Seperti kita baca di ayat tersebut, hanya memanggil Yesus Tuhan tidak menjamin kita masuk ke dalam kerajaan surga. Kita harus melakukan kehendak-Nya. Memanggil-Nya Tuhan namun tidak melakukan kehendak-Nya berarti sama dengan orang yang tidak percaya. Bagaimana mungkin kita berkata bahwa kita benar-benar mengenal Raja segala raja yang mulia namun tidak pernah melakukan apa yang dikatakan-Nya? Mengetahui bahwa Dia adalah Allah, namun tidak mentaati-Nya sama saja dengan khayalan yang menipu diri sendiri. Khayalan ini telah menuntun ke dalam berbagai tragedi dan kegagalan saat seseorang harus menghadapi badai kehidupan.


Oleh sebab itu, salah satu pencarian utama kita seharusnya ialah untuk mendengar perkataan Tuhan. Sebagaimana kita diberi tahu dalam Yohanes 10:4, Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya. Dengan kata lain, jika kita tidak mengenal suara-Nya kita tidak akan mengikuti Dia. Tetapi mendengar perkataan-Nya dan mentaati-Nya adalah dua hal yang berbeda. Banyak orang yang bermegah karena mereka begitu baik dalam mendengar suara Tuhan, tetapi mereka tidak pernah melakukan apa yang difirmankan-Nya. Kita harus menunjukkan bahwa firman Tuhan merupakan harta kekayaan yang tidak terukur dan ternilai. Ketika Tuhan memberi kita petunjuk, kita harus terus mengingat dan merenungkannya, serta sering mengkaji ulang untuk melihat sejauh mana kita sudah menuruti petunjuk-petunjuk Raja kita.

Jika Anda bingung tentang cara mendengar suara Tuhan, maka kembalilah dan tinjau kembali hal-hal yang Anda ketahui sebagai kehendak Tuhan. Hal-hal tersebut seperti doa, membaca Alkitab, persekutuan dan semua petunjuk yang jelas diberikan kepada kita dalam Kitab Suci. Saat kita mentaati semua itu, kita akan mulai berjalan dalam terang, dan terang itu akan membuat jalan kita dan suara-Nya menjadi semakin jelas. Seperti yang dikatakan dalam Amsal 4:18, Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari.

Jika kita berada di jalan yang benar, segala sesuatu pasti menjadi lebih terang. Jika kita berada di jalan yang salah, maka segala sesuatunya akan menjadi semakin gelap dan semakin membingungkan. Jika jalan kita tidak menjadi semakin terang dan jelas setiap hari, maka berarti kita telah menyimpang dari jalan yang benar. Di dalam Tuhan, jalan yang salah tidak pernah menjadi jalan yang benar. Satu-satunya jalan bagi kita untuk kembali ke jalan yang benar ialah untuk kembali ke titik di mana kita membuat belokan yang salah. Itulah yang disebut dengan pertobatan.


Pertobatan bukan saja merupakan suatu tindakan yang baik; pertobatan adalah salah satu kebenaran Kristen terbesar. Bersama Kristus kita dapat kembali ke titik di mana kita membuat kesalahan, membereskannya, dan memulai kembali. Dalam Kisah Para Rasul 11:18, kita membaca tentang tanggapan orang-orang percaya Yahudi setelah mendengar kesaksian Petrus saat ia pergi ke rumah Kornelius, Ketika mereka mendengar hal itu, mereka menjadi tenang, lalu memuliakan Allah, katanya: "Jadi kepada bangsa-bangsa lain juga Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup." Tujuh kata yang paling kuat penekanannya dalam Kitab Suci ditemukan dalam ayat ini: "... Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup." Pertobatan adalah anugerah khusus yang Allah karuniakan, dan anugerah itu memimpin kepada hidup.

Berkat Dan Kutuk Lewat Mulut

Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! Asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya - Markus 11:23

Saya pernah membaca tentang sebuah artikel dimana seorang dokter melakukan "Terapi Wicara" pada pasien yang menderita depresi. Selain menerima pengobatan, dokter meminta pasien untuk mulai membuat deklarasi positif tentang hidupnya, mengatakan hal-hal seperti: "Saya memiliki masa depan. Orang-orang senang bersama saya. Hal baik akan datang."

Beberapa pasien depresi karena mereka menghadapi penyakit yang mengancam nyawa mereka dan membuat mereka kehilangan harapan. Untuk itu ketika dokter ditanya oleh mereka, "Apakah ada yang pernah selamat dari penyakit ini?" jawabannya selalu "Ya." Lalu mereka akan meneruskan dengan berkata, "Untuk itu saya minta Anda untuk terus mengatakan, �Saya akan sembuh. Saya akan menjadi salah satu orang yang berhasil mengalahkan penyakit ini.'"

Dan ketika para pasien mentaati perintah dokter tersebut, secara ajaib, banyak diantara mereka yang keluar dari depresi bahkan mengalami kesembuhan.

Tahukah Anda bahwa kata-kata Anda berkuasa?! Mari mulai mendeklarasikan hal-hal yang baik! Ucapkanlah berkat atas hidup Anda dan keluarga Anda. Sepanjang hari Anda ucapkan hal seperti ini, "Saya berkenan dihadapan Tuhan. Saya kuat dan sehat. Saya mampu mengerjakan apa yang harus saya kerjakan."

Tahukah Anda bahwa apa yang Anda katakan tentang diri Anda sendiri memiliki dampak terbesar lebih dari siapapun yang berkata-kata tentang Anda? Namun banyak orang lebih sering mengkritik dirinya sendiri. Mereka tidak menyaradari bahwa dengan melakukan hal tersebut mereka sedang mengutuk masa depan mereka sendiri. Kata-kata yang Anda ucapkan pada diri Anda masuk kedalam pikiran Anda. Jika kata-kata negatif yang Anda ucapkan akan menghasilkan rasa rendah diri. Dan yang terburuk adalah semua kata-kata negatif tersebut bisa menghancurkan rencana Allah dalam hidup Anda.

Untuk itu, mulai saat ini berubahlah. Ubahlah kata-kata yang Anda ucapkan pada diri sendiri. Saat intimidasi datang, katakanlah pada diri Anda, "Saya adalah seorang pemenang, bahkan lebih dari pemenang! Allah menentukan saya untuk menjadi kepada dan bukan jadi ekor!"

Tidak cukup dengan memikirkannya, Anda harus ucapkan. Telinga Anda harus mendengarkan apa yang Anda katakan. Hal ini akan membantu Anda membangun iman Anda.

Jika Anda sedang bergumul dengan masalah finansial, mulai katakan,"Allah adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Tuhan adalah penyediaku. Aku akan memberi dan bukannya meminta-minta. Tuhan menyediakan sebuah pekerjaan baik bagiku." Katakanlah hal itu, sampai iman Anda bangkit, dan tertanam dalam benak Anda.

Sewaktu ibu Joel Osteen didiagnosa menderita kanker pada tahun 1981, dia membuat list 40 ayat tentang kesembuhan. Setiap hari, dia katakan ayat-ayat tersebut dan mengatakan hal-hal seperti, "Saya akan hidup dan tidak mati. Tuhan memberikan kesehatan pada saya. Dengan umur panjang Dia akan memuaskan saya."

Sekalipun beratnya hanya 89 pounds dan dokter memvonis bahwa dia hanya akan hidup beberapa minggu lagi, ibu Joel Osteen tidak mau melihat dirinya sebagai seseorang yang kalah dan akan mati. Sebaliknya, dia melihat dirinya sebagai seseorang yang terus bertumbuh kuat, berumur panjang, sehat, dan hidup bahagia. Kata-katanya membuat dia memiliki iman dan dipenuhi pengharapan.

Sedikit demi sedikit dia mulai merasa lebih baik, dan bahkan, secara supranatural Tuhan menyembuhkannya! Hari ini, lebih dari 25 tahun kemudian, dia masih hidup dan bahkan mendoakan banyak orang untuk mengalami kesembuhan sama seperti yang pernah dialaminya. Bahkan sekarang, setiap kali dia keluar rumah, dia mengucapkan berkat atas hidupnya.

Anda dapat melakukan hal yang sama seperti yang ibu Joel Osteen lakukan. Cari ayat Alkitab yang dapat diaplikasikan dengan keadaan Anda saat ini dan deklarasikan. Lakukanlah hal ini dalam hal-hal dimana Anda sering bergumul tentang itu. Jangan ijinkan kata-kata negatif keluar dari mulut Anda. Luangkan beberapa menit setiap hari untuk memberkati diri Anda sendiri, dan deklarasikan kemenangan.

Ingatlah hal ini, UBAHLAH KATA-KATA ANDA, MAKA HIDUP ANDA AKAN BERUBAH, BAHKAN HAL ITU AKAN MENGUBAH MASA DEPAN ANDA.

Monday, March 23, 2009

SIKAP ORANG SUKSES.


Efesus 4:2
Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.

Pernah melihat seseorang dengan sikap yang sangat berpengaruh? Saat mereka masuk ruangan, suasana berubah. Dengarkanlah orang-orang ini berbicara di telepon. Perhatikanlah keanggunan mereka saat berhadapan dengan orang-orang bermasalah. Amati cara mereka berdiri, duduk, dan sedikit membungkuk ke depan saat mereka mendengarkan Anda, sambil mengangguk setuju. Mereka duduk lebih tegak, dan senyuman mereka lebih tulus. Perhatikanlah, ada sesuatu yang berbeda dengan bahasa tubuh mereka.

Sikap kita dalah hasil pekerjaan Yesus Kristus dalam kehidupan kita, dari waktu ke waktu, dan kepatuhan kita pada petunjuk-Nya. Masa depan kita cerah jika sikap kita benar, dan sikap tersebut membuat masa sekarang lebih menyenangkan. Sikap bukan perasaan, bukan juga hasil dari suatu kejadian, baik atau buruk. Namun sikap kita adalah keputusan. Sikap baru tidak terbentuk dengan sendirinya, tapi harus dibangun. Buatlah keputusan hari ini untuk berubah jika Anda merasa belum memiliki sikap yang baik. Dunia membenci perubahan, tapi itu yang menyebabkan kemajuan.

Sikap yang baik menyebabkan Tuhan leluasa untuk melakukan kehendak-Nya, adalah permulaan dari prestasi yang luar biasa. Bentuklah sikap yang baik dan lihatlah pintu menuju ke tempat orang-orang sukses berada terbuka lebar di hadapan Anda.

Raihlah masa depan yang cerah dengan sikap hati yang benar, karena akan banyak pintu yang terbuka untuk Anda.

Friday, January 23, 2009

MELATIH KESABARAN.


Mazmur 105:19
Sampai saat firman-Nya sudah genap, dan janji Tuhan membenarkannya.

Ingatkah Anda kepada Yakub? Pemuda yang rela bekerja selama 7 tahun di rumah Laban hanya untuk mendapatkan Rahel. Tetapi karena Laban berbuat curang, dengan memberi Lea kepada Yakub dan bukan Rahel, maka Yakub pun harus bekerja selama 7 tahun lagi untuk Laban. Waktu 14 tahun bukanlah waktu yang singkat tetapi karena kesabarannya, akhirnya Yakub mendapatkan apa yang ia inginkan.

Yusuf pun akhirnya menjadi orang nomor dua di Mesir berkat kesabarannya. Banyak penderitaan yang harus ia alami, mulai dari diperlakukan buruk olah kakak-kakaknya, dilempar ke sumur, dijual sebagai budak, sampai dimasukkan dalam penjara karena menolak keinginan istri Potifar. Yusuf mengalami rentetan kususahan yang begitu panjang seolah tidak akan pernah berakhir. Tetapi ketika sudah genap waktunya Tuhan, maka Ia pun mengangkat Yusuf sebagai penguasa atas seluruh tanah Mesir.

Sama halnya dengan Daud. Perjuangannya untuk menjadi raja Israel dipenuhi oleh rintangan yang berat. Saul selalu mengejarnya tanpa henti dan berusaha membunuhnya. Mungkin bila saya yang menjadi Daud, saya akan berkata "Tuhan, katanya saya akan diangkat menjadi raja, tapi kok malah hidup sebagai buronan? Capek nih Tuhan!"

Suka atau tidak, kita harus mengakui bahwa hidup merupakan periode menunggu. Seorang anak harus menunggu sampai cukup umur untuk memiliki KTP. Seorang yang sedang sekolah atau kuliah harus menunggu sampai ia berhasil menyelesaikan studinya dan mencapai gelar. Seorang karyawan harus menunggu dengan sabar sampai ia dipromosikan dan mendapat kenaikan gaji. Seorang ibu harus menunggu selama sembilan bulan untuk melahirkan bayinya dan sebagainya.

Kesabaran bukan hanya berbicara tentang menunggu tetapi lebih berfokus kepada sikap kita pada saat menantikan janji Tuhan. Apakah kita akan bersungut-sungut atau bersukacita? Kita perlu meminta Roh Kudus memampukan kita untuk bersikap sabar. Bahkan Allah sendiri mau belajar bersikap sabar terhadap kelalaian, kelambatan dan kebodohan manusia. Jadi bagaimana mungkin kita tidak mau belajar bersabar? Jangan takut, ada Roh Kudus yang selalu menolong kita!

Kesabaran adalah pohon yang pahit tetapi menghasilkan buah yang manis.

Recent Post