Latest News

Monday, August 18, 2008

BATU BESAR


Suatu hari seorang dosen sedang memberi kuliah tentang manajemen waktu pada para mahasiswa MBA. Dengan penuh semangat ia berdiri di depan kelas dan berkata, "Okay, sekarang waktunya untuk quiz." Kemudian ia mengeluarkan sebuah ember kosong dan meletakkannya di meja. Kemudian ia mengisi ember tersebut dengan batu sebesar kepalan tangan. Ia mengisi terus hingga tidak ada lagi batu yang cukup untuk dimasukkan ke dalam ember. Ia bertanya pada kelas, "Menurut kalian, apakah ember ini telah penuh?"
Semua mahasiswa serentak berkata, "Ya!"

Dosen bertanya kembali, "Sungguhkah demikian?" Kemudian, dari dalam meja ia mengeluarkan sekantung kerikil-kerikil kecil. Ia menuangkan kerikil-kerikil itu ke dalam ember, lalu mengocok-ngocok ember itu sehingga kerikil-kerikil itu turun ke bawah mengisi celah-celah kosong di antara batu-batu. Kemudian, sekali lagi ia bertanya pada kelas, "Nah, apakah sekarang ember ini sudah penuh?"

Kali ini para mahasiswa terdiam. Seseorang menjawab, "Mungkin belum."

"Bagus sekali," sahut dosen. Kemudian ia mengeluarkan sekantung pasir dan menuangkannya ke dalam ember. Pasir itu berjatuhan mengisi celah-celah kosong antara batu dan kerikil. Sekali lagi, ia bertanya pada kelas, "Baiklah, apakah sekarang ember ini sudah penuh?"

"Belum!" Sahut seluruh kelas.

Sekali lagi ia berkata, "Bagus, bagus sekali." Kemudian ia meraih sebotol air dan mulai menuangkan airnya ke dalam ember sampai ke bibir ember. Lalu ia menoleh ke kelas dan bertanya, "Tahukah kalian apa maksud ilustrasi ini?"

Seorang mahasiswa dengan bersemangat mengacungkan jari dan berkata, "Maksudnya adalah, tidak peduli seberapa padat jadwal kita, bila kita mau berusaha sekuat tenaga maka pasti kita bisa mengerjakannya." "Oh bukan," sahut dosen, "Bukan itu maksudnya. Kenyataan dari ilustrasi mengajarkan pada kita bahwa: bila Anda tidak memasukkan batu besar terlebih dahulu, maka Anda tidak akan bisa memasukkan semuanya."

Apa yang dimaksud dengan "batu besar" dalam hidup kita? Anak-anak Anda, pasangan Anda, pendidikan Anda. Hal-hal yang penting dalam hidup Anda, mengajarkan sesuatu pada orang lain, melakukan pekerjaan yang Anda cintai, waktu untuk diri sendiri, kesehatan Anda, teman Anda, atau semua yang berharga. Ingatlah untuk selalu untuk memasukkan "batu besar" pertama kali atau Anda akan kehilangan semuanya. Bila Anda mengisinya dengan hal-hal kecil (semacam kerikil dan pasir) maka hidup Anda akan penuh dengan hal-hal kecil yang merisaukan dan ini semestinya tidak perlu. Karena dengan demikian Anda tidak akan pernah memiliki waktu yang sesungguhnya Anda perlukan untuk hal-hal besar dan penting.

Oleh karena itu, setiap pagi atau malam, ketika akan merenungkan cerita pendek ini, tanyalah pada diri Anda sendiri: Apakah "batu besar" dalam hidup saya? Lalu kerjakan itu pertama kali.

BAGAIMANA ANDA BISA KUAT BEKERJA.


Bagaimana seseorang tahan berjam-jam bekerja seolah tidak mengenal lelah? Apa pula rahasia pekerja rig lepas pantai yang meninggalkan anak istri, bertarung dengan angin dan badai? Bagaimana juga dengan para petani, nelayan, kuli, sopir angkutan, pekerja berat yang tahan membanting tulang di tengah terik panas atau dingin malam? Kekuatan apa yang mendorong mereka begitu kuat secara fisik dan tangguh secara metal? Sedangkan di sudut sempit yang lain, banyak orang mengeluh karena persoalan yang tidak lebih besar dari ujung kuku.

Kekuatan itu bernama cinta. Cinta yang melahirkan harapan dan pengabdian bagi kepada siapa mereka mempersembahkan hasi kerja mereka, kepada keluarga nun juah di sana, kepada masyarakat banyak yang membutuhkan karya mereka, kepada alam yang mengasuh mereka, kepada masa depan kehidupan yang sejahtera, atau kepada hati tempat cinta itu mengalir.

Bila Anda berkeluh kesah hanya karena harus memperpanjang waktu kerja Anda beberapa jam saja, maka kenanglah punggung bungkuk seorang kakek yang menarik sampah kota ini. Beliau memiliki sesuatu yang ia cintai, yang kepadanya ia ulurkan kerja. Kepada beliau kita belajar tentang pengabdian atas nama cinta.

ORANG YANG MENGHALANGI ANDA.


Bagaimana bila ada seseorang yang sedemikian ngotot menghalangi Anda mencapai kesuksesan? Bagaimana bila orang itu juga yang selalu merintangi Anda di setiap usaha Anda? Bagaimana perasaan Anda terhadap orang itu? Bagaimana kalau orang itu selalu muncul sambil membawa segudang alasan untuk menghalangi Anda betindak?
Bagaimana kalau ternyata orang itu adalah Anda sendiri? Boleh jadi... Ada kemungkinan, diri Anda sendiri adalah musuh terbesar Anda dalam meraih kesuksesan dan kemajuan.

Pernahkah Anda memergoki diri Anda sendiri berkata, "Aku tidak mungkin melakukannya..."? Tidakkah suara kecil itu juga yang selalu merintangi tujuan Anda dan membawa banyak sekali alasan bahwa setiap ide yang Anda pikirkan itu mustahil?

Keterbatasan yang Anda miliki memang cenderung membuat Anda berpikir untuk membatasi diri. Tapi keputusan tetap di tangan Anda. Suara kecil itu bisa berbicara apa saja, tapi Anda bisa menentukan pilihan.

Relakah Anda dipenjara oleh keterbatasan? Tentu saja tidak! Bayangkan apa yang bisa Anda capai bila Anda 100% mendukung diri Anda sendiri...

Nah, silahkan berkhayal dan mulailah kehidupan!

NIKMATILAH HIDUP INI.


Seberapa luas "dunia" Anda? Banyak orang hanya memiliki "dunia" seluas meja tulisnya, atau sepetak ruang kerjanya, atau mungkin sebesar gedung kantornya saja. Pandanglah keluar. Tebarkan pandangan Anda. Carilah ujung cakrawala. Nikmatilah cahaya matahari sore yang menemani perjalanan Anda pulang ke rumah. Dunia Anda jauh lebih luas dari yang Anda sangka. Ruang yang tersedia bukan hanya antara rumah dan tempat kerja Anda.

Anda dianugerahi lautan, pegunungan, hutan, mata air, dan berbagai keindahan alam lainnya. Sadarilah bahwa semua ini tidak kalah berharganya. Karena itu, jangan sia-siakan waktu Anda untuk tidak melebur dengan semua keindahan itu. Jangan ragu untuk meninggalkan pekerjaan Anda sejenak dan menikmati ciptaanNya. Hari esok masih ada. Kecuali Anda mau menyesal karena di saat pandangan Anda telah menjadi kabur, Anda baru tersadar akan kecantikan alam ini.

Pekerjaan Anda bisa menunggu. Namun umur Anda tidak akan kembali. Waktu adalah anak panah yang melesat kencang dan tidak bisa kembali. Anda tidak mungkin mampu menghentikan atau memperlambatnya. Selama waktu masih tersisa, tidak perlu ragu untuk menikmati keberadaan Anda di bumi ini. Ketika Anda menyadari betapa berharganya itu semua, Anda pun akan menyadari betapa berharganya Anda yang mungil ini di alam semesta yang maha luas. Kehadiran Anda adalah bagian dari alam ini. Hiduplah dengan penuh keseimbangan.

BATANG KAYU YANG KUAT.


Seorang wisatawan di Italia memperhatikan pekerjaan para penebang kayu. Mereka sering menancapkan besi tajam ke dalam batang kayu, lalu menarik dan memisahkan batang kayu itu dengan batang kayu yang lain, dan selanjutnya dihanyutkan di sungai yang mengalir dari sebuah pegunungan. Dengan perasaan ingin tahu ia bertanya kepada para penebang kayu itu, "Mengapa kalian berbuat demikian?"
"Semua batang kayu ini mungkin kelihatannya sama saja dalam pandangan Anda," mereka menjelaskan. "Tetapi sebenarnya tidaklah demikian. Batang-batang kayu yang saya biarkan hanyut adalah batang-batang yang berasal dari pohon-pohon kayu yang tumbuh di lembah-lembah. Pohon-pohon kayu itu terlindung dari hembusan angin topan, sehingga kayunya tidak padat. Tapi batang kayu yang kuat adalah batang yang berasal dari pohon kayu yang tumbuh di atas gunung-gunung. Sejak masih kecil mereka telah ditiup angin kencang. Hal ini membuat mereka makin lama makin padat berisi. Kami memilih batang-batang pohon seperti itu untuk dipakai secara khusus. Kayu seperti itu terlalu bagus untuk dijadikan papan biasa."

Tuhan sering mengijinkan pencobaan dan angin kesusahan menggoncang hidup kita agar kita dikuatkan untuk dapat dipakai secara khusus dalam ladang pekerjaanNya.

"Aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan, dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat."
(2 Korintus 12:10).

Sunday, August 17, 2008

SARINGAN TIGA KALI.


Di jaman Yunani kuno, Dr. Socrates adalah seorang terpelajar dan intelektual yang terkenal reputasinya karena pengetahuan dan kebijaksanannya yang tinggi. Suatu hari seorang pria berjumpa dengan Socrates dan berkata, "Tahukah anda apa yang baru saja saya dengar mengenai salah seorang teman anda?" "Tunggu sebentar," jawab Dr. Socrates. "Sebelum memberitahukan saya sesuatu, saya ingin anda melewati sebuah ujian kecil. Ujian tersebut dinamakan Ujian Saringan Tiga Kali."

"Saringan tiga kali?" tanya pria tersebut. "Betul," lanjut Dr. Socrates. "Sebelum anda mengatakan kepada saya mengenai teman saya, mungkin merupakan ide yang bagus untuk menyediakan waktu sejenak dan menyaring apa yang akan anda katakan. Itulah kenapa saya sebut sebagai Ujian Saringan Tiga Kali.

Saringan yang pertama adalah KEBENARAN. Sudah pastikah Anda bahwa apa yang Anda akan katakan kepada saya adalah benar?" "Tidak," kata pria tersebut, "Sesungguhnya saya barusaja mendengarnya dan ingin memberitahukannya kepada anda". "Baiklah," kata Socrates, "Jadi anda sungguh tidak tahu apakah hal itu benar atau tidak."

Sekarang mari kita coba saringan kedua yaitu KEBAIKAN. Apakah yang akan anda katakan kepada saya mengenai teman saya adalah sesuatu yang baik?" "Tidak, sebaliknya, mengenai hal yang buruk". "Jadi," lanjut Socrates, "Anda ingin mengatakan kepada saya sesuatu yang buruk mengenai dia, tetapi Anda tidak yakin kalau itu benar.

Anda mungkin masih bisa lulus ujian selanjutnya, yaitu KEGUNAAN. Apakah yang Anda ingin beritahukan kepada saya tentang teman saya tersebut akan berguna buat saya?" "Tidak, sungguh tidak," jawab pria tersebut. "Kalau begitu," simpul Dr. Socrates,"Jika apa yang anda ingin beritahukan kepada saya... tidak benar, tidak juga baik, bahkan tidak berguna untuk saya, kenapa ingin menceritakan kepada saya ?"

Sebuah panah yang telah melesat dari busurnya dan membunuh jiwa yang tak bersalah, dan kata-kata yang telah diucapkan yang menyakiti hati seseorang, keduanya tidak pernah bisa ditarik kembali.

Jadi sebelum berbicara, gunakanlah Saringan Tiga Kali.

SAHABAT


Periksalah kembali persahabatan yang pernah Anda rajut. Apakah masih terbentang di sana? Atau Anda telah melupakannya jauh sebelum ini? Bekerja keras dan meniti karir bukan berarti memisahkan Anda dari persahabatan. Beberapa orang mengatakan bahwa menjadi pemimpin itu berteman sepi, selalu mengerjakan apapun sendiri. Memang pohon yang menjulang tinggi berdiri sendiri. Perdu yang rendah tumbuh bersemak-semak. Apakah seperti itu hidup yang ingin Anda jalani?

Jangan kacaukan karir dengan kehidupan yang semestinya. Persahabatan merupakan bagian dari hidup Anda. Binalah persahabatan. Anda akan merasakan betapa kayanya hidup Anda. Berbagi kesedihan pada sahabat, mengurangi kesedihan itu, dan berbagi kebahagiaan dengan sahabat, melipatgandakan kebahagiaan itu.

Orang bijak berkata bahwa sahabat adalah satu jiwa dalam tubuh yang berbeda. Sahabat terdekat Anda adalah keluarga Anda. Mungkin, itulah mengapa bersahabat dapat meringankan beban Anda, karena di dalam persahabatan tidak ada perhitungan. Di sana Anda belajar menghindari hal-hal yang tidak Anda setujui, dan senantiasa mencari hal-hal yang Anda sepakati. Itu juga mengapa persahabatan adalah kekuatan.

Ada pepatah mengatakan, "Manusia yang paling lemah adalah orang yang tidak mampu mencari teman. Namun yang lebih lemah dari itu adalah orang yang mendapatkan banyak teman tapi malah menyia-nyiakannya..."

HADAPI KETAKUTAN ANDA!


Ingatkah saat Anda masih kecil dan ketakutan sendiri saat membayangkan ada monster yang bersembunyi di bawah tempat tidur Anda? Bagaimana Anda bisa mengalahkan ketakutan itu? Kebanyakan ada orang lain yang menyalakan lampu dan menunjuk ke bawah tempat tidur untuk meyakinkan Anda bahwa moster Anda tidak lebih dari sehelai sweater yang menggantung di kursi. Sekali terang itu datang, monster itu tidak lagi menakutkan. Prinsip yang sama dapat diaplikasikan untuk mengatasi ketakutan kita akan kegagalan. Saat kita melihat ketakutan kita dalam terang siang hari, kita menemukan bahwa ternyata apa yang kita takuti itu tidak terasa begitu menakutkan lagi.

Anda dapat mengingat langkah-langkah berikut ini untuk membawa terang kepada hal-hal yang paling kita takuti.

Temukan Sudut Pandang Yang Berbeda

Kita sering mengaku kalah hanya karena kita gagal mencapai hasil akhir yang kita harapkan. Tapi belum tentu semua hasil-hasil yang sudah kita dapatkan itu adalah kegagalan. Spencer Silver, seorang ahli kimia di 3M Research Laboratories, berusaha menemukan bahan perekat yang lebih kuat pada tahun 1970. Hasil-hasil yang dia dapatkan malah semuanya berkebalikan dari yang dia maksudkan. Bahan perekat itu memang menempel pada benda-benda tapi dapat dengan mudah dilepaskan kembali. Itu adalah bahan perekat yang sangat lemah, bukan yang sangat kuat.

4 tahun kemudian, ilmuwan 3M yang lain bernama Arthur Fry mengoleskan sedikit bahan perekat Spencer Silver ke selembar kertas untuk menandai halaman-halaman di buku yang berisi teks lagu yang akan dia nyanyikan dalam paduan suara di gereja. Dari "kegagalan" Spencer Silver, Post-It Notes dikembangkan di tahun 1980 dan telah menjadi salah satu dari produk kantor terkenal di pasaran. Lihatlah kegagalan Anda dari sudut pandang yang berbeda. Anda mungkin akan menemukan bahwa, dari sudut pandang lain, mereka malah membuka pintu kesempatan yang sama sekali baru untuk Anda.

Kembangkan Kemampuan Anda untuk Mengatasi Masalah

Sir Arthur Conan Doyle, pencipta tokoh fiksi terkenal detektif Sherlock Holmes, menceritakan pengalamannya saat suatu kali dia naik ke salah satu taksi di Paris. Sebelum dia mengatakan sesuatu, sopir taksi itu bertanya kepadanya, "Anda mau pergi ke mana, tuan Doyle?" Doyle sangat kaget. Dia bertanya apakah sopir itu pernah bertemu dengannya sebelumnya. "Tidak tuan, tapi koran pagi ini memuat cerita tentang anda sedang berlibur di Marseilles. Di sinilah tempat pangkalan taksi yang pasti didatangi oleh orang-orang yang baru kembali dari Marseilles. Warna kulit Anda menunjukkan bahwa Anda baru pulang dari berlibur, noda tinta di jari kanan Anda membuat saya menebak Anda adalah seorang penulis. Pakaian Anda bergaya Inggris, bukan Perancis. Dan dari semua informasi itu saya menyimpulkan Anda adalah Sir Arthur Conan Doyle".

"Ini menakjubkan!" kata Doyle. "Anda benar-benar seperti versi nyata dari tokoh fiksi ciptaan saya, Sherlock Holmes!" "Ada satu petunjuk lagi," kata sopir itu. "Apa itu?" "Nama yang ada di depan kopor Anda..." Kalau saja semua petunjuk sejelas itu! Saya menemukan bahwa mereka yang tidak dapat mengatasi ketakutan akan kegagalan adalah yang seringkali berjalan menjauhi kegagalan itu tanpa berusaha menemukan alasan mengapa mereka gagal dan bagaimana mereka bisa menghindari kesalahan yang sama di lain kesempatan.

Meminta Bantuan

Di antara teman-teman Anda ada seseorang yang mempunyai informasi yang Anda butuhkan untuk mengatasi masalah yang sedang Anda hadapi. Seseorang dapat menawarkan dorongan kepada Anda saat Anda sedang bergumul. Seseorang pernah berada di posisi yang mirip dengan yang sedang Anda alami sekarang dan dapat memberikan saran-saran yang dapat dilakukan agar Anda dapat sampai ke tempat yang Anda tuju. Apa yang mencegah Anda untuk mencari mereka sekarang?

Tolak Godaan untuk Menyerah

Ketekunan adalah satu-satunya perbedaan yang nyata antara mereka yang akhirnya berhasil meraih tujuan mereka dan mereka yang hanya berbicara tentang tujuan yang ingin mereka capai. Jangan takut terhadap kemunduran sementara. Itu akan menghilang seiring dengan kesuksesan yang Anda terus usahakan. Tapi takutlah akan kehidupan yang Anda habiskan hanya dengan berpikir, "Bagaimana kalau...".

Hadapi ketakutan Anda akan kegagalan. Anda akan menemukan bahwa itu tidak lebih menakutkan daripada monster khayalan yang Anda bayangkan di masa kecil dulu.

Recent Post